Industri kecantikan selama beberapa dekade terakhir telah memainkan peran besar dalam membentuk persepsi publik terhadap standar tubuh dan penampilan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan besar dalam cara masyarakat memandang tubuh dan kecantikan berkat munculnya gerakan body positivity. Artikel ini akan mengupas secara mendalam apa itu body positivity, bagaimana pengaruhnya terhadap industri kecantikan, dan mengapa gerakan ini penting untuk masa depan yang lebih inklusif.
Apa Itu Body Positivity?
Body positivity adalah gerakan sosial yang menekankan pentingnya mencintai, menerima, dan menghormati tubuh dalam segala bentuk, ukuran, warna kulit, jenis kelamin, dan kemampuan. Gerakan ini lahir sebagai perlawanan terhadap standar kecantikan sempit yang selama ini didorong oleh media, industri mode, dan iklan.
Pada intinya, body positivity bertujuan untuk:
- Menghapus stigma terhadap tubuh yang dianggap “tidak ideal”.
- Meningkatkan representasi tubuh beragam dalam media dan iklan.
- Mendorong orang untuk mencintai tubuhnya sendiri tanpa harus memenuhi standar kecantikan mainstream.
Sejarah Singkat Gerakan Body Positivity
Gerakan body positivity muncul pada tahun 1960-an, bersamaan dengan gerakan feminisme gelombang kedua dan hak-hak sipil. Awalnya gerakan ini difokuskan pada diskriminasi terhadap orang dengan ukuran tubuh besar, terutama perempuan. Seiring waktu, body positivity berkembang mencakup semua jenis tubuh, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, warna kulit yang berbeda, bekas luka, stretch mark, hingga perubahan tubuh pasca melahirkan.
Platform media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi lahan subur untuk menyebarkan pesan body positivity, dengan ribuan influencer dan aktivis mempromosikan konten yang mengangkat keberagaman dan keunikan tubuh manusia.
Peran Industri Kecantikan dalam Pembentukan Standar Tubuh
Selama bertahun-tahun, industri kecantikan telah menciptakan dan mempromosikan satu jenis standar kecantikan: kulit putih, tubuh langsing, wajah simetris, dan fitur yang sempurna. Hal ini tercermin dalam iklan produk kecantikan, fashion show, dan editorial majalah. Akibatnya, banyak individu yang merasa tidak cukup baik atau tidak layak hanya karena tidak sesuai dengan gambaran tersebut.
Konsekuensi dari standar ini tidak hanya berdampak secara psikologis (rasa rendah diri, gangguan makan, dan depresi), tetapi juga mendorong konsumsi produk-produk kecantikan secara tidak sehat. Banyak orang yang terpaksa menjalani diet ekstrem, operasi plastik, atau penggunaan produk berbahaya demi mencapai penampilan yang dianggap ideal.
Bagaimana Body Positivity Mengubah Industri Kecantikan
Gerakan body positivity telah membawa dampak signifikan dalam industri kecantikan modern. Perusahaan-perusahaan kini mulai menyadari bahwa konsumen menginginkan representasi yang lebih jujur dan inklusif. Beberapa perubahan besar yang terjadi antara lain:
1. Kampanye yang Lebih Inklusif
Banyak brand kosmetik dan fashion kini menampilkan model dari berbagai latar belakang: ukuran tubuh berbeda, warna kulit gelap, lansia, hingga penyandang disabilitas. Misalnya, kampanye Dove “Real Beauty” telah lama menjadi pionir dalam representasi perempuan dari berbagai bentuk tubuh.
2. Produk yang Dirancang untuk Semua
Brand kecantikan kini merilis produk yang cocok untuk berbagai jenis kulit, termasuk shade foundation untuk kulit gelap, produk perawatan kulit untuk kulit sensitif, dan kemasan ramah disabilitas.
3. Kolaborasi dengan Aktivis Body Positivity
Influencer dan aktivis yang mempromosikan body positivity seperti Ashley Graham, Lizzo, dan Nabela Noor dilibatkan dalam kampanye dan pengembangan produk. Kehadiran mereka menginspirasi banyak orang untuk mencintai tubuh mereka sendiri.
4. Perubahan Narasi dalam Iklan
Iklan kecantikan kini tidak lagi menggunakan pendekatan “memperbaiki kekurangan” tetapi lebih kepada “merayakan keunikan”. Brand-brand semakin mengedepankan pesan-pesan empowerment, self-love, dan authentic beauty.
Baca Juga: Morning Routine ala Beauty Influencer Indonesia
Tantangan dalam Menerapkan Body Positivity
Meski perubahan positif telah terjadi, implementasi body positivity dalam industri kecantikan masih menghadapi beberapa tantangan:
1. Body Positivity yang Sekadar Tren
Beberapa brand hanya menjadikan body positivity sebagai strategi pemasaran tanpa benar-benar menerapkan nilai-nilainya. Ini disebut sebagai body positivity tokenism.
2. Kurangnya Representasi Nyata
Meskipun iklan mulai menampilkan model beragam, proporsinya masih kecil dibandingkan dengan model standar yang mendominasi.
3. Tekanan Sosial di Media Sosial
Ironisnya, media sosial yang membantu menyebarkan gerakan ini juga dapat menjadi tempat yang beracun. Filter wajah, body editing, dan tren tubuh ideal baru (seperti tubuh “hourglass”) tetap mendominasi.
Mengapa Body Positivity Penting?
1. Meningkatkan Kesehatan Mental
Seseorang yang menerima dan mencintai tubuhnya cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan risiko gangguan mental yang lebih rendah.
2. Mendorong Konsumsi yang Sehat dan Etis
Dengan pendekatan self-love, konsumen lebih cenderung memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit atau tubuh mereka, bukan karena tekanan sosial.
3. Membangun Masyarakat yang Inklusif
Body positivity membantu menciptakan lingkungan yang menerima keberagaman, menghapus stigma, dan mendorong empati antar individu.
Strategi Industri Kecantikan untuk Mendukung Body Positivity
1. Merekrut Model yang Beragam
Penting bagi brand untuk merekrut model dari berbagai latar belakang ras, ukuran tubuh, gender, dan usia.
2. Melibatkan Konsumen dalam Pengembangan Produk
Mengajak konsumen dari berbagai segmen untuk berpartisipasi dalam proses desain, formulasi, dan evaluasi produk.
3. Transparansi dalam Pemasaran
Menghindari retouching berlebihan dalam foto, menjelaskan klaim produk secara jujur, dan menunjukkan hasil penggunaan produk yang realistis.
4. Mengedukasi Konsumen
Brand bisa menggunakan platform mereka untuk menyebarkan edukasi tentang body image, kesehatan kulit, dan pentingnya self-care.
Peran Konsumen dalam Mendukung Body Positivity
Gerakan ini tidak hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga melibatkan peran aktif konsumen. Beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Mendukung brand yang mengusung nilai inklusivitas dan keberagaman.
- Tidak terjebak dalam standar kecantikan yang tidak realistis.
- Menyebarkan konten positif dan menginspirasi di media sosial.
- Mengedukasi orang-orang di sekitar tentang pentingnya menghargai tubuh sendiri dan orang lain.
Kesimpulan: Masa Depan Industri Kecantikan yang Inklusif
Gerakan body positivity bukan sekadar tren sementara, melainkan revolusi dalam cara kita memandang tubuh dan kecantikan. Industri kecantikan harus terus bergerak ke arah yang lebih inklusif, otentik, dan berkelanjutan. Di sisi lain, konsumen juga memiliki peran penting dalam mendorong perubahan ini melalui pilihan dan suara mereka.
Dengan menciptakan lingkungan yang menerima keberagaman dan menghargai tubuh dalam segala bentuknya, kita tidak hanya membangun industri kecantikan yang lebih sehat, tetapi juga masyarakat yang lebih peduli dan empatik.
Saatnya kita semua ikut menyuarakan dan menjalani nilai-nilai body positivity demi generasi yang lebih percaya diri, sehat, dan bahagia.
Referensi:
- siloamhospitals.com: Understanding Body Positivity, an Attempt to Love Yourself
- personalgrowth.co.id: Body Positivity Movement: 4 Langkah Kecil Berdampak Besar